Sindi Purnama Sari, seorang gadis seksi, menyukai pada dua pria berbeda. Pria pertama, Bayu, adalah seorang pebisnis yang romantik. Sedangkan pria kedua, Dito, adalah seorang atlet yang berani. Sindi terjebak dalam kubangan cinta bertiga ini, membuatnya kesulitan memilih siapa yang membuatnya bahagia.
- Rangga, pria pertama, menawarkan pada Sindi kejujuran.
- Reno justru memberikan pada Sindi eksitasi.
Sindi terus berusaha untuk membuat keputusan, namun semakin dalam ia terpuruk, membuatnya bingung . Akankah Sindi menemukan jalan keluar dari kubangan cinta bertiga ini? Atau ia akan tetap terombang-ambing di antara dua pria yang mencintainya?
Suami Kejam Perlakukan Sindi 3 Bulan
Seorang wanita bernama Ayu dijebak oleh kebantahan suaminya ke dalam penjara rumah selama tiga bulan. Selama itu, Ayu disiksa. Ia tidak boleh keluar dari rumah dan diculik di ruangan yang kecil dan kotor. Suami kejamnya tanpa ampun, selalu mengencingi setiap pergerakannya.
Hubungan Membara , Sindi Korban Perlakuan Kejam
Satu orang wanita muda bernama Rina menjadi korban perlakuan yang sangat tak manusiawi. Ia dipersunting sindi purnama sari di sekap suami 3 bulan tulang dan kulit dengan pria bernama Toni, namun hubungan ini bukannya membawa kebahagiaan. Justru, Sindi didera untuk membalas rasa sakit
- Perbuatan-perbuatan yang dilakukan pada Sindi seperti : penganiayaan fisik, pemaksaan untuk melaakukan hal-hal yang tidak pantas
- Rina memberontak namun ia tak mampu
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa pernikahan seharusnya adalah tempat berbagi, bukan penyiksaan
Tragedi Cinta , Sindi Disiksa Sampai Tulang dan Kulit
Hubungan tak tertahankan ini mengguncang jiwa. Sindi, seorang wanita muda berhati lembut, menjadi sasaran dari keinginan jahat.
Sindi dipaksa dengan cara mengerikan, hingga tubuhnya tak berdaya. Penganiayaan ini merupakan buah dari ketidakmampuan untuk melupakan masa lalu.
Keluarga Sindi berjuang mendapatkan keadilan, namun siklus kekerasan terus berlanjut.
Saksi Bisu Kengerian, Sindi Terkurung Dalam Kesunyian
Di balik jendela kaca/tembok tebal/tirai kelabu, seorang saksi/penonton/terluka diam. Matanya membara/berbinar/menatap dengan kegelisahan/ketakutan/ketegangan. Ia adalah seorang/siang/satu yang menyaksikan kejatuhan/kehancuran/kemunduran tanpa suara, terkurung dalam kesunyian/hampa/tahap. Ia merasakan/menyadari/memahami kengerian/penyesalan/kelemahan yang menyelimuti, namun tak berdaya/tertegun/menahan diri untuk berbicara/membantu/beraksi. Sindi, seorang/tuhan/hantu, terkurung dalam kesunyiannya sendiri, menatap/meratapi/menelan kepahitan yang tak dapat diungkapkan.
Tawa Sendiri, Air Mata Sindi di Balik Dinding Batas
Dalam dunia yang luas dan menggelegar, terukir sifat manusia yang kompleks. Tak jarang, kita temukan diri di ujung sebuah persimpangan. Di balik pagar kehidupan, tersimpan rasa terpuruk yang kerap kita selesaikan. Sebuah air mata yang merangkak, terkadang menjadi jendela untuk terbebas.
Mungkin, di balik sejuknya kehidupan, ada perasaan yang ingin menari.